80% Perusahaan Belum Siap ISO 20000 di Era Hybrid Work

Fathirahmand Dirgantara

Berita

Apakah organisasi Anda sudah siap menghadapi tantangan manajemen layanan TI di era kerja hybrid?

Di tengah tren global menuju sistem kerja campuran (hybrid work), muncul tantangan baru dalam pengelolaan infrastruktur dan layanan teknologi informasi. Standar internasional seperti ISO 20000 menjadi kunci dalam memastikan kualitas dan efisiensi layanan TI, namun sayangnya, survei terbaru mengungkapkan bahwa 80% perusahaan di Indonesia belum siap untuk menerapkannya.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab ketidaksiapan tersebut, solusi implementasi ISO 20000, serta studi kasus penerapan sukses yang dapat menjadi acuan organisasi Anda.

Tantangan Manajemen Layanan TI di Era Hybrid

Peralihan ke sistem kerja hybrid membawa perubahan besar dalam operasional perusahaan, terutama dalam pengelolaan layanan TI. Dengan karyawan yang bekerja dari lokasi yang beragam, perusahaan dituntut untuk menjaga ketersediaan layanan, keamanan data, serta efisiensi operasional.

Sebuah survei yang dilakukan oleh PT Artha Reforma Solusi (ARTHARES) terhadap 150 perusahaan lintas sektor menunjukkan bahwa:

  • 80% responden belum memiliki sistem manajemen layanan TI yang terdokumentasi dengan baik.
  • 70% belum memahami standar ISO 20000 secara mendalam.
  • Hanya 15% perusahaan yang memiliki kebijakan pengelolaan layanan yang mengacu pada standar internasional.

Temuan ini mencerminkan urgensi perlunya peningkatan kapabilitas dan kepatuhan terhadap standar global dalam menghadapi dunia kerja yang makin digital.

Menerapkan ISO 20000 Secara Bertahap

ISO 20000 adalah standar internasional untuk sistem manajemen layanan TI (IT Service Management System / ITSMS) yang membantu organisasi mengelola layanan TI secara profesional, efisien, dan konsisten.

Langkah-Langkah Implementasi ISO 20000:

  • Audit Internal dan Review Manajemen – Mengevaluasi kesiapan sebelum audit sertifikasi.
  • Assessment Awal – Mengidentifikasi kesenjangan terhadap standar ISO 20000.
  • Perencanaan dan Pelatihan – Menyusun rencana kerja dan memberikan pelatihan kepada tim internal.
  • Dokumentasi Proses – Menyusun kebijakan, prosedur, dan instruksi kerja yang sesuai.
  • Implementasi Sistem – Menerapkan proses yang sudah didesain dan mendukungnya dengan tools yang sesuai.

Siapkah Organisasi Anda?

Penerapan ISO 20000 tidak hanya sekadar memenuhi standar, tetapi juga menjadi pondasi transformasi digital yang berkelanjutan. Perusahaan yang mengabaikan hal ini akan kesulitan bersaing di pasar global, terutama dalam hal efisiensi dan akuntabilitas layanan TI.

Beberapa pertanyaan reflektif yang bisa Anda pikirkan:

  • Sudahkah dilakukan pelatihan ISO kepada tim layanan TI?
  • Apakah perusahaan Anda memiliki proses manajemen layanan yang terdokumentasi?
  • Apakah ada SLA dan metrik yang diukur secara berkala?

Kesimpulan

Era hybrid work memerlukan standar layanan TI yang kuat dan berkelanjutan. ISO 20000 hadir sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Namun, kenyataannya masih banyak perusahaan yang belum siap.

Melalui pemahaman yang baik dan proses implementasi yang sistematis, organisasi Anda dapat meraih manfaat jangka panjang dari standar ini.

Terima kasih telah membaca artikel ini sampai akhir.
Untuk informasi seputar transformasi digital, sertifikasi ISO, dan pengadaan teknologi, ikuti blog kami atau berlangganan newsletter mingguan.

Leave a Comment

Berdiri Pada Tahun 2024,

PT ARTHA REFORMA SOLUSI bergerak dibidang Pengadaan Barang dan Jasa.

Contact

PT. ARTHA REFORMA SOLUSI

Jalan Siaga K No. 96 RT007/RW006 Kelurahan Sepanjang Jaya Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi 17114